Jumat, 27 September 2013

Halaman Tuhan

Laut dan langit. Dari dua biru yang kusuka ini, untukmu kuberi laut. Biar kau berenang bebas di dalamnya, memulai dan menjalani hidup yang damai. Walaupun aku tak yakin, kau menyukai air atau tidak.  Tapi di mataku, kau terlahir untuk warna biru. Maka kuanggap saja kau dikirim untuk membangun peradaban di laut. Ah, apa hakku berlagak seperti Tuhan lalu memutuskan bagaimana caramu menjalani hidup?

Kelak, sementara kau beradaptasi dengan ombak dan angin laut disini, aku akan menjalani hidupku dengan menjauhimu. Mencoba segala cara yang bisa kutempuh untuk mencari langit. Entah dengan mendaki gunung atau menumpangkan nafasku di dalam balon udara. Kalau kau hidup di laut, maka sudah selayaknya aku mendekatkan diri kepada langit bukan? Karena takdir mereka, menjadikan mereka tak akan pernah bertemu kecuali saat hari akhir datang. Seperti jiwa kita yang tidak saling mengenal. Dan biarlah mereka tetap begitu, asing satu sama lain.

Sesekali, jika harimu senggang cobalah mengintip langit bertabur bintang dari lautmu yang tenang. Rasakan tenangnya, indahnya dan bahagianya menatap jauh ke halaman Tuhan yang tanpa tepi itu. Ketenangan itulah yang selalu diberikan alam saat aku mendengar namamu. Perasaan lapang yang menenangkan, damai, ramah, dan ribuan kata ganti untuk kebahagiaan lainnya. Perasaan yang hanya kau peroleh saat menatap langsung ke dalam halaman Tuhan. Kelak, semoga aku juga mampu menjadi langit bagi setiap penjelajahan yang terjadi di atas lautmu. Menjadi penunjuk arah bagi petualang yang tersesat, meskipun itu berarti harus menjaga jarak darimu dalam periode terjauh.

Jiwa kita tidak saling mengenal. Dan biarlah mereka tetap begitu, asing satu sama lain.

RandomPost #2

RandomPost lagi? Soalnya kalau ga ditulis judulnya random, gue ga rela blognya kelihatan seperti tong sampah.

Yah, ini soal orang kiri dan kanan. Ceritanya hari ini dikatain orang kiri dari seorang orang kanan. Sesungguhnya ga pernah sakit hati sih kalau dibilang orang kiri. Judge me whatever you want, and see if I care! Seriously. Cuma yah, orang ini kalau di depan gue selalu bilang kalau gue bukan orang kiri. Namun, tetiba gue denger dari seseorang yang lain kalau dia bilang bahwa gue orang kiri. hahaha

Sesungguhnya, jikalau dunia bicara bahwa orang kanan itu orang-orang seperti mereka, gue ga akan merasa bersalah menjadi orang kiri. Setidaknya gue jujur bicara soal apa yang gue pikirkan terhadap orang-orang yang gue kenal dan ga membicarakan hal-hal buruk di belakang orang tersebut. Kejujuran memang menyakitkan namun bersamanya datang penerimaan dan kesadaran. Sementara kebohongan akan merusak kepercayaan yang lantas menimbulkan kebencian.

Meskipun gue ga peduli image, ada satu hal yang selalu mengganjal di hati gue. Ceritanya bermulai dari omongan temen gue Rendi waktu kita keluar peprus pusat UI. Dia bilang dengan gampangnya serta tanpa rasa bersalah ke gue
"Cin, suami Icin bakal jadi orang paling sial di dunia" Jleb
Karna gue ga terima, ya gue tanya kenapa. Jawabannya bikin nyuuuh.
"Soalnya, kalau Icin ntar disuruh makan, ntar jawabannya 'Lah? Kenapa mesti makan? Dimana dibilangin kalau makan mesti tiga kali sehari? Mana hadistnya? Liatin!'"
-_____- Gue ga segitunya juga kali yah?

Well, percakapan ini menyadarkan gue akan banyak hal. Salah satunya soal betapa image gue sudah rusak. Lalu pemahaman ini membawa gue ke alur cerita yang sudah amat terkenal, yakni galau. Iye, bagaimanapun Rendi yang entah dari golongan mana ini aja punya pikiran macam ini ke gue. Apakabar sama orang-orang kanan? Dan naasnya, gue punya crush dong sama salah seorang orang kanan. Apakabar cara pandang dia ke gue? Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa gue sampai punya crush segala, sementara kayaknya gue ga setuju sama cara hidup manusia-manusia ini. Harusnya dan logisnya gue emang ga mungkin punya rasa menye-menye gini ke orang kanan. Kalau bisa, gue maunya ga ke dia juga, sama abang-abang yang suka main gaple di Kantek juga gapapalah.Tapi gimana lagi yah sodara-sodara, ini hati cuy.

Trus pemikiran gue mengelana dan mengembara lebih jauh lagi. Orang macam dia, (untuk selanjutnya kita panggil dia Alif aja yah, susah kalau pake kata ganti dia terus. Awalnya gue mau pake kata setrikaan aja buat dia, tapi kasian juga soalnya gue paling suka sama namanya). Oke ralat, orang macam Alif ini pastilah sukanya sama orang kanan ga sama orang kiri kayak gue. Dan kayaknya pake sistem-sistem taarufan gitu deh. Nah kalau si Alif begitu, ntar gue sama siapa dong? Sempet terpikir kenapa gue ga ikut-ikutan gaya mereka aja? Siapa tau jekpot, jadinya sama Alif. (Lu kate lotere, jekpot! .___.)

Sekarang pikiran gue entah lagi dimana. Ni bocah, jalan-jalan seenak jidatnya aja. Kalau pulang bawa permen sih gapapa, ini pulang ngebawa berbagai perasaan campur aduk. Anak durhaka sih emang. Sekarang gue dibawain oleh-oleh perasaan rendah diri dan krisis kepercayaan diri. Komplit dah bikin stress tengah malam.

Gue, ya gue, punya apa ya? Cantik kagak, kaya apalagi, pinter nanggung, agama juga kentang.
Kalau ngomong asal jeplak, kagak ada lembut-lembutnya begitu. Sering tidur, kuliah ga bener-bener amat, meski ga salah-salah amat. Image juga hancur buruk rupa. Gimana cara Alif bisa ngelirik gue. o.o
Trus hidup gue juga mau diarahkan kemana? Kemaren nemu beasiswa S2 yang oke, GPAnya minimal 3.8. Becanda!

Kenapa gue post di blog? Biar di masa depan gue bisa baca. Kalau gue jadi orang oke, biar sebagai pengingat buat gue kalau gue pernah stress kacau lucu begini. Kalau ga sukses, biar gue tau sebabnya karena kebanyakan galau.

Ada juga yang biasanya nanya, kenapa gue nyantai banget kalau bilang gue punya crush ke orang. Soalnya bagi gue, punya perasaan menye-menye gitu ke orang ga salah. Yang salah, kalau gue nyari-nyari urusan biar ada kontak sama dia. Lebih salah lagi, kalau menolak adanya perasaan itu tapi mengada-adakan urusan yang seharusnya ga ada biar ada kontak ga sih? Apa pemikiran gue salah? Dengan penerimaan, pengobatannya akan lebih gampang kan ya? Iya, gue tau harusnya bisa kayak Ali bin abi thalib ra sama Fathimah ra, nyembunyiin perasaan menye-menye gitu. Tapi ya gitu, gue masih belajar. o__o

Sudahlah, semakin random saja tulisan ini.


Love,

Icino
xoxo