Selasa, 22 Oktober 2013

Dalam Dunia Tanpamu

Dalam dunia tanpamu, maka hujan hanyalah tetes-tetes air yang terpaksa menjalani hukumannya. Mengulangi siklus yang sama sepanjang usia. Hari ini ia berakhir di selokan kotor di samping sekolah tua. Besok bisa saja berakhir di genggaman tangan para pewudhu dan pendusta. Jangan tanya lusa dan minggu depan akan berada dimana. Juga selalu saja ada kemungkinan kembali ke samudra, menjadi air mandi perenang-perenang handal di dalamnya, tempat semua kegilaannya ini bermula.

Dalam dunia tanpamu, lagu-lagu tak lebih dari kata-kata yang diucapkan dengan beda. Ditambah pukulan-pukulan yang sengaja dibuat berirama, padahal hanya karena penabuhnya kehilangan tenaga jika harus memukul tanpa jeda. Serta nafas-nafas busuk yang dihembuskan melalui lubang sempit oleh para pendosa, yang tak tahu harus berbuat apa dengan hidupnya.

Dalam dunia tanpamu, cerita-cerita tentang cinta dan kisah-kisah lama hanyalah kumpulan manusia gila yang menggantungkan hidup pada rasa yang tak satupun manusia tau rupanya. Mereka tertawa, kesal dan menangis tanpa henti serta tanpa tau sebab pastinya.

Dalam dunia tanpamu, langit hanyalah akibat dari penciptaan Penguasa Semesta. Hadir untuk menjalankan tugasnya, pelengkap derita. Dan corak-corak putih awan yang selalu menutupinya hadir biar hujan jelas darimana asalnya. Biar manusia tak berpikir bahwa di atas sana sesosok dewa hujan berarian di sepanjang langit membawa gentong air dan membuang-buang air miliknya karena bosan menonton manusia dari nirwana.

Dalam dunia tanpamu, lukisan-lukisan yang katanya aduhai indahnya hanyalah alasan bagi manusia-manusia yang malas belajar eksakta. Lalu menghabiskan hidupnya untuk membual soal kehidupan manusia dan dunia. Seolah paling mengerti dengan permasalahan manusia yang bahkan belum pernah ia jumpa.

Dalam dunia tanpamu, malam hanyalah pertanda bahwa jutaan sel yang ada disini butuh waktu istirahatnya. Dan pagi tak pernah membawa pengharapan bagi jiwa, ia datang karena begitulah Tuhan mengutusnya hingga hari akhir tiba. Hanya karena dia tak punya kuasa untuk menolak, ia jalani tugasnya tanpa tanya. 

Dalam dunia tanpamu, bernafas hanyalah sebuah proses yang tak bisa kutolak dengan cara biasa. Terlalu sakit jika harus berhenti bernafas dan menghabiskan waktu untuk membayangkan akan dunia yang jiwamu hadir bersamanya. Ya, dalam dunia tanpamu bahkan atas hidupku sendiri aku tak punya kuasa. Apalagi jika harus mengubah dunia. Ia tak lebih dari para pendosa yang bermimpi kelak akan menyeruput segelas susu di surga.

Dalam dunia tanpamu, aku mati rasa. Rasa hanya bagi mereka yang lemah dan tak punya logika. Maka satu nyawa yang hilang sia-sia senja ini tak pernah jadi salah siapa-siapa. Kematiannya hanya tanda bahwa jiwanya tak cukup tenaga untuk menikmati yang Tuhan ciptakan di semesta.

Dalam dunia tanpamu, jiwaku gagal memahami rasa. Ia juga tak bisa berkenalan dan berteman dengan jiwa. Maka kehidupan hanyalah permainan soal siapa yang lebih kuasa. Kematian satu jiwa, dua jiwa, atau ribuan jiwa tak ada bedanya. Kematian olehnya, oleh dia atau olehku juga sama saja.

Dalam dunia tanpamu, aku pendosa.












Rabu, 16 Oktober 2013

Tentang Caraku Mencintaimu

Kesedihan adalah satu dari banyak hal yang tak ingin kulihat mengalir dari mata jernihmu. Terlebih jika kelak, kesedihan itu bersumber dariku. 

Ingatanku tentangmu adalah tentang luapan keceriaan yang meledak-ledak. Dan tentang janji masa depan yang terang gemilang. Biarlah ingatan indah itu mengabadi dalam memori terdalamku. Sebagai ganti hadirmu, kelak saat kebersamaan tak lagi menjadi milik kita.

Air matamu adalah satu dari banyak hal yang kubenci. Terlebih jika kelak, air mata itu karenaku.

Senyum ceria dan sorot mata jenakamu adalah satu dari tujuh pengingat syukurku. Bagai sebuah isyarat dari dunia bahwa masih ada hal-hal yang bisa kukagumi. Bagai satu pertanda bahwa udara masih mengalir memenuhi rongga dadaku. Maka menyaksikan senyummu berubah menjadi satu gurat kesedihan, menjadi satu dari tujuh mimpi burukku.

Keputusasaanmu, kekecewaanmu, kehampaanmu dan gundahmu. Semua peluang menyakitimu yang mengintip dari mata ratu kedurhakaan, jikalau mampu, akan kuhalangi meski dengan kedua tangan yang tengah bermandi darah. Apalagi jika ia memilih untuk mengintip melaluiku, maka melindungimu mutlak menjadi bakti utamaku.

Kau tau, dalam hidup ini ada ribuan wajah kesedihan. Tapi dalam sepanjang sejarah manusia, hadir satu kesedihan yang benar-benar akan meluluh lantakkan dan meninggalkan jejak tak terhapuskan. Ia adalah perpisahan dengan jiwa yang dicintai. Tak ada obatnya kecuali pertemuan kembali. Waktu hanya akan memberi kesempatan untuk berdamai dengannya, bukan untuk menutupi lubang yang menganga itu. Maka, demi menghindarimu dari kesedihan tak berkesudahan itu, kukerahkan usaha terbaikku agar jiwamu tak berkawan dengan jiwaku. Aku tak paham bahasa jiwa, satu-satunya cara yang kutahu agar kesedihanmu tak hadir seiring pergiku hanyalah dengan menciptakan sesedikit mungkin kenangan indah untukmu. Hingga kelak, jiwamu tak akan kehilangan jiwaku.

Di satu masa yang terjanjikan itu, aku ingin mati dimatamu. Orang-orang bilang, satu-satunya cara agar hidup kekal adalah dengan membuat manusia tetap menyebut namamu setelah dirimu tiada. Tapi tidak, aku tak ingin hidup abadi dalam kenangan yang hanya akan melukaimu dengan mengingat setiap masa yang pernah kita lewati dan sadar bahwa masa itu tak akan pernah berulang kembali. Aku ingin mati dimatamu, itu satu-satunya cara untukku meyakinkan diri bahwa kau tetap hidup di duniaku. Aku ingin mati dimatamu, begitulah caraku untuk mencintaimu.














Senin, 14 Oktober 2013

Hujan,
Di setapak jalanan yang dulu kita lalui bersama
Kini, lagi di antara hujan
Hanya ada kita
Berdua
Tak pernah ada yang sesetiamu
Selalu menimpali dan mengingatkan
Puluhan bulan berlalu dan kau masih disini

Nah,
Tetaplah di tempatmu
Ternyata benar, hanya padamu aku bisa berpegang
It has always been you and me against the world.

Jumat, 11 Oktober 2013

Pembatas Buku Supa Cute


Hello there!
Siapapun yang suka baca buku pasti tau betapa berharganya sebuah pembatas buku. Biasanya pas beli buku, bakalan ada pembatas buku yang diberikan gratis sama penerbitnya. Tapi tak jarang pula tak ada pembatas buku sama sekali, meskipun harga bukunya ratusan. Banyak sih toko-toko yang menjual pembatas buku. Harganya pun hanya seribu, dua ribu, tapi saya lebih suka memakai pembatas buku buatan sendiri. Gampang, mudah, cute!

Saya bikin pembatas buku untuk tujuh Departemen Teknik. Tapi favorit saya tetap "You Got Bored Here" sama "You Fell asleep here":D

Pembatas Buku Icino