Minggu, 30 Desember 2012

Logika vs Perasaan


Aku jarang bicara masalah perasaan. Bagiku logika berada di atas hal-hal remeh seperti perasaan. Karena bagiku, setiap orang punya potensi untuk disayangi. Cuma masalah kenal dan tidak, dekat dan tidak serta mau dan tidak.

Terkadang manusia terlalu egois dan merasa paling tau sendiri. Menganggap yang tengah mereka sukai adalah yang terbaik. Padahal jauh di atas sana, Allah tengah memonitori semua gerakan yang terjadi. Mengetahui semua hal dan mengarahkan kita pada pilihan yang lebih baik. 

Jumat, 28 Desember 2012

Kau dan aku dalam satu panggung


Jika Tuhan temukan kau dan aku dalam satu panggung
Aku ayun dan kau jemari
Tundukku pada setiap titahmu
Apa kau bawa menari atau berhenti

Jika Tuhan temukan kau dan aku dalam satu panggung
Aku embun dan kau pagi
Tundukku pada setiap titahmu
Apa hari ini kembali atau pergi

Jika Tuhan temukan kau dan aku dalam satu panggung
Aku denyut dan kau nadi
Tundukku pada setiap titahmu
Apa hari ini bernyanyi atau mati

Kamis, 27 Desember 2012

Gadis Tomat



Jika ditanya bagaimana batu bata saling mengikatkan diri lalu membentuk asrama yang kita huni dahulu, aku akan menjawab dengan tepat setiap rinciannya. Kalau perlu ditambah dengan setiap desimal kekuatannya. Pun jika didesak menjelaskan kenapa selentingan kerikil kecil saja bisa menghancurkan keseluruhan konstruksi jembatan, aku akan berdiri dengan mantap menantang si penanya. Tapi kawan, jika aku ditanya bagaimana hati yang tak terlihat ini mampu menerima cobaan yang datang dengan tegar bak ombak menghempas karang, aku akan terdiam lantas beralih memintamu untuk menjawabnya.

Ini tahun kelima setelah perkenalan pertama kita. Genap dua tahun setelah akhir dari kebersamaan kecil kita di sekolah berasrama itu. Pelan-pelan kuraba hatiku, rasanya ada yang hilang kawan. Kau tau apa itu? Itu kau. Kau yang biasanya bangun terlebih dahulu lantas membangunkanku shalat subuh. Kau yang akan tetap berusaha berlari sekuat tenaga meski wajahmu sudah merah padam. Kau yang mencuci semua piring yang kami pakai untuk makan mie instant. Kau yang selalu pertama kali berlari menghampiri jika salah satu dari kami terbaring sakit. Kau juga yang akan menjadi orang paling sibuk ketika aku mempersiapkan diri pergi berlomba. Memastikan tak ada barang yang ketinggalan, meyakinkan bahwa aku akan menang.

Jangan-jangan kau sudah lupa dengan gadis tomat yang kuceritakan di atas? Aku, benar-benar merasa sudah kehilanganmu. Bukan karena jarak ratusan kilometer yang memisahkan kita ini. bukan. Kita sudah pernah berjanji bukan, bahwa jarak tak punya hubungan apa-apa dengan persahabatan kita.

Kemarin, saat kau ceritakan tentang luluhnya semangatmu, dalam hati aku menyusun pertanyaan untukmu. Impian itu, sudah hilangkah? Hancurkah? Lumat bersama kata-kata penolakan dari orang tuamu? Aku tau betapa kuat hasratmu mempelajari ilmu pertanian di kota hujan itu. Ah, tapi kau juga sempurna memahami, betapa restu orang tua ada di balik semua bahagia. Kalau tidak, kau tak mungkin bertahan di Bukittinggi sana. Menguliahi diri dengan ilmu-ilmu yang tak kau cintai. Aku mengerti benar jalan pikiranmu.

Ingat ayah-ayah heroik kita? Saat malam tengah menua, mereka masih terjaga. Melangkah pelan ke warung kopi sebelah. Sudah lama tak kesana, sudah saatnya bertemu kawan lama. Mereka duduk sebentar, menikmati alunan musik tua dari TV yang juga sama-sama tuanya.  Hingga seorang dari yang paling kaya berkata, “apa kabar anak gadismu yang kuliah di sana? Beruntung sekali kau punya anak sehebat dia.” Dia hanya tersenyum, melipat kembali ribuan yang awalnya ingin ia belikan secangkir kopi, pelepas penat hari ini. Ia ingat, nun jauh di sana ada yang menanti uang makan tiap bulan. Tak apa tak ada kopi, untuk anak sehebat dia. Ia beranjak pergi, pulang lebih awal dari rencana semula. Besok harus kerja keras lagi. Ah, tak ada kerja keras yang terlalu keras, untuk anak sehebat dia. Sebuah senyum penutup hari ini.

Ah,bicara soal cinta, semua hanya masalah waktu bukan? Kau juga akan mencintai perkuliahanmu nantinya. Semua kebaikan punya potensi untuk dicintai, jadi ikhlaskanlah hatimu untuk mengenalnya dengan baik. Tak ada kerja keras yang terlalu keras bukan? Untuk ayah-ayah sehebat mereka?

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada gadis tomat itu? Apa yang terjadi pada hati setahan karangmu? Kau bukan Ina yang kukenal. Ini dunia kita Na dan tak ada yang bisa mengambilnya. Jadi, saat kemarin kau meminta motivasi kepadaku, aku berpikir sehari semalam. Menanyai hati terdalamku, bagaimanalah caranya memperlihatkan kepadamu bahwa kaulah motivasi itu? Bagaimanalah menunjukkan bahwa harapan itu adalah dirimu? Aku sungguh angkuh saat mengatakan jarak tak memainkan peran apapun pada persahabatan kita. Nyatanya ia Na, telah memutuskan senyum yang biasa kita bagi untuk saling menguatkan. Tapi tak apalah, bukankah semakin kuat ujiannya maka semakin tinggi pula tingkatannya? Ini duniamu gadis tomat, jangan sampai kau layu sebelum berbuah. Jangan patah semangat dulu, dunia masih butuh buah tomat :P.  

Selasa, 25 Desember 2012

Bolehkan aku serakah, ya Rasulullah


Dear Rasulullah,
Apa kabar? Bahagiakah disana? Atau sedih melihat aku yang begini ini menjadi umatmu?
Aku rindu. Kenapa tidak datang lagi seperti 1.5 tahun silam?
Taukah kau ya Rasulullah? Di malam saat kau menemuiku di mimpiku itu, aku hanya merasakan kebahagiaan. Sedamai itukah jika berada di dekatmu?
Sejak malam itu pula aku berpikir, kenapa kau memilih menemuiku bukan umatmu yang lain?
Sudah sejauh itukah aku dari ajaranmu hingga kau merasa perlu mengingatkanku langsung?
Ya Rasulullah, serakahkah jika hari ini aku mengharapkanmu hadir kembali?
Aku sungguh ingin merasakan indahnya iman bersamamu.
Indahnya islam di dekatmu.
Serakahku ya Rasulullah, jika hari ini berharap bertemu dan berbincang denganmu? Bukan seperti satu setengah tahun silam saat kau hanya tersenyum kepadaku?
Bolehkan aku untuk serakah ya Rasulullah, bolehkan sekali ini saja.

Kamis, 20 Desember 2012

Kreativitas

 

Suka sekali dengan kreativitas manusia :Q

Otak yang dipakai benar-benar akan memancing ketakjuban.

source : http://www.boredpanda.org/feather-art-chris-maynard/
the best one


   

Rabu, 19 Desember 2012

Awesome bookshelf

Jalan-jalan lagi dan nemu rak buku super kreatif :D
Ga suka yang miring-miring, kasihan bukunya. Beban berat bisa ngerusak kertasnya.
source : boredpanda.com


Loving it D:
sweet?


Awesome

Sukaaa

Kasihan, bukunya digantung :(
Kasihan juga, miring2

Sejenis, miring2


biasa :[



Coooooool

Nice!
The best!

I want it in my home
just good



 
okeee





Ga kuat sama cutenya :')

Lagi jalan-jalan di boredpanda.com nemu beginian :'
Fixed, besok kalau udah punya dedek sendiri bakal dibeginiin :D









source : http://www.boredpanda.com/baby-napping-positions-adele-emersen/

Selasa, 18 Desember 2012

Langit, aku ingin pulang


Ingin melihat mereka lagi bersama ayah di depan rumah dan berbicara tentang kehidupan, kebahagiaan. Tentang masa depan.
Ingin pulang, rumah dengan secangkir teh hangat ditiap paginya.
Bicara dengan ibu,tentang pemahaman mengenai kewajiban dan pengorbanan.
Ingin  becertita lagi, dengan adik-adik manis.
Tentang Ratu air mata yang bahagia di akhir hidupnya.
Bermimpi bahwa suatu saat kami akan bersama-sam mengarungi angkasaNya.

Insinyur Sejati Didikan Alam



Bicara soal sosok inspiratif, jika kau tanya aku, siapa lagi yang akan kujawab selain ayahku? Ah, aku bukannya hendak membangga-banggakannya karena tubuhku mengandung setengah dari DNAnya, bukan. Tapi karena memang sosoknya, pribadinya yang akan terus menemani hidupku agar  berusaha sekuat yang aku bisa. Ia bukan sarjana, hanya seorang lulusan SMA yang mencoba bertaruh dengan hidup. Hei, aku enam bersaudara, ditambah dengan sepupu yang kehilangan orang tuanya genap sebelas mulut yang harus beliau beri makan tiap hari tanpa henti. Maka baginya, hidup adalah petarungan. Berangkat kala subuh, lantas pulang saat adzan Isya berkumandang. Baginya hidup adalah kerja keras tanpa henti. Tapi, pernahkah ia mengeluh? Tidak! Tak sekalipun.

Ia adalah pencari ilmu sejati, pejuang ilmu yang tak kenal lelah. Zaha Hadid, Ridwan Kamil ataupun mungkin diakui dunia sebagai arsitek di jamannya. Namun dimataku arsitek yang paling keren tetaplah ayahku. Rumah mungil di sudut Sumatra Barat itu, ia sendiri yang membangunnya. Dengan tangan yang dahulu kerap ia gunakan untuk menggendongku. Sedikit demi sedikit menyatukan potonga-potongan kayu itu menjadi naungan yang menentramkan. Menjadi tempatku berkeluh kesah maupun menertawakan bahagia.

Ia sang ahli mesin, cukup sekali pandang,  mesin-mesin yang kubrowsing dari internet akan sangat cepat berpindah pada sistem logis yang ia gambarkan di bukuku. Jangan tanya soal peternakan, mulai dari peternakan ayam pedaging, ikan kolam air deras hingga ikan air tenang lengkap melingkari gubuk kecil kami. Menjadi penghibur perut yang lapar kala hidup mulai menguji. Ah, apalagi masalah pertanian. Seandainya mampu, akan kunobatkan ayahku sebagai petani sejati. Bukan karena ayah selalu mampu menebak kapan musim bertani yang baik, bukan karena hasil pertanian kami yang selalu melimpah ruah. Sama sekali bukan karena itu. Tak terbilang masa-masa kami harus melawan hama tanaman yang membuas. Tak terhitung masa-masa hasil pertanian hanya cukup memenuhi perut sebulan saja. Ayahku petani sejati karena ia tak pernah mengeluh saat panennya terganggu. Ayah petani sejati karena ia tak pernah menyerah, selalu mencoba tanaman baru untuk dikelola. Ayah petani sejati karena ia pembelajar alam sejati.

Dari sekian banyak hal yang membanggakan dari ayahku, kau tau poin yang paling menginspirasiku darinya? Poin yang menerjemahkan kelelahanku di bangku kuliah ini menjadi penyesalan dan rasa malu yang tak tertahankan. Seberapa sering aku mengeluh di dunia maya? Menyesalkan betapa susahnya hidup menjadi mahasiswa? Mengeluhkan tugas-tugas yang tiada akhirnya? Tak terhitung kawan. Sementara disana, di kaki gunung Pasaman sana ayahku tengah terkantuk kelelahan setelah bertarung seharian. Di tangannya yang terkulai, terbuka lebar buku pertanian yang kubelikan dahulu. Dengan matanya yang mulai kurang awas, mempelajari lagi cara bertani yang lebih baik. Atau kadang, memintaku menjelaskan kembali prinsip kerja listrik, dinamo dan turbin. Katanya ingin membangun PLTA kecil-kecilan di rumah kami. Sayang, sungai yang airnya melimpah di belakang rumah itu tak dioptimalkan. Energy alam yang disia-siakan. Ayah menunjukkanku sebuah pemahaman, ilmu bukan hal yang akan berhenti kau pelajari saat lulus nanti. Meski dunia mengecewakanmu dan kau tak mampu membeli ilmu yang semakin hari semakin mahal itu, maka nak, kau bisa mempelajarinya dengan gratis di alam. Alam adalah kitab ajaib sempurna dimana semua ilmu ditorehkan. Ayahku, hanya lulusan SMA, tapi dimataku ia sempurna Insinyur sejati didikan alam.

Senin, 17 Desember 2012

Nasibnya,ku,mu


Hari ini matahari terbit persis seperti saat pertama kalinya ia diciptakan. Nyaris sempurna enam jam melayang di atas langit khatulistiwa.
Hari ini pagi datang seperti biasanya. Damai, dalam diam yang menghanyutkan.
Tapi hari ini seorang penulis kehilangan kata-kata. Raib begitu saja, mati rasa.

Sabtu, 15 Desember 2012

lalalala~

lalalalaa~
haha akuuu binguuuuuung
lalalala~
hahaha. kasiaaaaaan
lalalala~ sayangnyaaaaaa~

Brother Panjang


Komunikasi terakhir sebelum cekcok dengan brother anjang  >< 
20 Juni 2012

Judul

Kalau bisa ado gambar cover-nyo, trus ado data dulu:

Judul Buku: -----
Penulis: -----
Editor: ----
Penerbit: -----
Tahun Terbit: -----
Tebal Buku: XXX halaman

Paragraf awal: Problem statement dari tema buku.
Berikutnya: Short summary of what the book covers.
Berikutnya: What's good and what's lacking from the book.
Akhirnya: Kesimpulan mengenai pandangan icin tentang bukunya (be as netral as possible)

That would do it, I guess.

Jumat, 14 Desember 2012

For you, ya you!


Selamat pagi!
Selamat pagi untuk kesekian kalinya.
Semoga pagi ini berbeda, lebih baik dari pagi-pagi sebelumnya.
Apa kau tau, kata mereka tentang pagi?
Tentang dingin dan segelas kopi
Tentang bunga dan embun yang berseri
Tentang matahari yang bersiap berbagi lagi
Namun bagiku pagi bercerita tentang kau
kau dan pengabdian pada pertiwi.

Selamat siang!
Selamat siang untuk kesekian kalinya.
Semoga siang ini berbeda, lebih indah dari siang-siang sebelumnya
Apa kau tau, kata mereka tentang siang?
Tentang sinar matahari dan panasnya
Tentang bunga dan keanggunannya
Tentang harapan dan mimpi-mimpi nyata
Tapi buatku, siang adalah kau
Kau dan perjuangan tanpa jera.

Selamat malam!
Selamat malam untuk kesekian kalinya
Semoga malam ini berbeda, lebih berwarna dari malam-malam sebelumnya
Apa kau tau, kata mereka tentang malam?
Lampu-lampu yang mulai dipadamkan
Matahari yang kembali ke peraduan
Dan akhir dari satu hari yang diperjuangkan
Tapi bagiku, malam  bicara tentang kau
Kau dan semangat senyala gemintang