Rabu, 16 Oktober 2013

Tentang Caraku Mencintaimu

Kesedihan adalah satu dari banyak hal yang tak ingin kulihat mengalir dari mata jernihmu. Terlebih jika kelak, kesedihan itu bersumber dariku. 

Ingatanku tentangmu adalah tentang luapan keceriaan yang meledak-ledak. Dan tentang janji masa depan yang terang gemilang. Biarlah ingatan indah itu mengabadi dalam memori terdalamku. Sebagai ganti hadirmu, kelak saat kebersamaan tak lagi menjadi milik kita.

Air matamu adalah satu dari banyak hal yang kubenci. Terlebih jika kelak, air mata itu karenaku.

Senyum ceria dan sorot mata jenakamu adalah satu dari tujuh pengingat syukurku. Bagai sebuah isyarat dari dunia bahwa masih ada hal-hal yang bisa kukagumi. Bagai satu pertanda bahwa udara masih mengalir memenuhi rongga dadaku. Maka menyaksikan senyummu berubah menjadi satu gurat kesedihan, menjadi satu dari tujuh mimpi burukku.

Keputusasaanmu, kekecewaanmu, kehampaanmu dan gundahmu. Semua peluang menyakitimu yang mengintip dari mata ratu kedurhakaan, jikalau mampu, akan kuhalangi meski dengan kedua tangan yang tengah bermandi darah. Apalagi jika ia memilih untuk mengintip melaluiku, maka melindungimu mutlak menjadi bakti utamaku.

Kau tau, dalam hidup ini ada ribuan wajah kesedihan. Tapi dalam sepanjang sejarah manusia, hadir satu kesedihan yang benar-benar akan meluluh lantakkan dan meninggalkan jejak tak terhapuskan. Ia adalah perpisahan dengan jiwa yang dicintai. Tak ada obatnya kecuali pertemuan kembali. Waktu hanya akan memberi kesempatan untuk berdamai dengannya, bukan untuk menutupi lubang yang menganga itu. Maka, demi menghindarimu dari kesedihan tak berkesudahan itu, kukerahkan usaha terbaikku agar jiwamu tak berkawan dengan jiwaku. Aku tak paham bahasa jiwa, satu-satunya cara yang kutahu agar kesedihanmu tak hadir seiring pergiku hanyalah dengan menciptakan sesedikit mungkin kenangan indah untukmu. Hingga kelak, jiwamu tak akan kehilangan jiwaku.

Di satu masa yang terjanjikan itu, aku ingin mati dimatamu. Orang-orang bilang, satu-satunya cara agar hidup kekal adalah dengan membuat manusia tetap menyebut namamu setelah dirimu tiada. Tapi tidak, aku tak ingin hidup abadi dalam kenangan yang hanya akan melukaimu dengan mengingat setiap masa yang pernah kita lewati dan sadar bahwa masa itu tak akan pernah berulang kembali. Aku ingin mati dimatamu, itu satu-satunya cara untukku meyakinkan diri bahwa kau tetap hidup di duniaku. Aku ingin mati dimatamu, begitulah caraku untuk mencintaimu.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar