Sabtu, 31 Desember 2011

Pertemuan (jiwa) Kita


Tanpa pandang yang bersitatap, tanpa suara yang mengalir berirama senada. Hanya dengan nafas yang berhembus pelan dalam genggam tangan Allah. Aku mengenalmu dalam batas fajar yang menghitung satu dua datangnya subuh.  Ada kalanya, kupikir hanyalah selama langit merona kemerah-merahan kala senja.
Belum cukup bagiku untuk menggambar rupamu dalam lembaran-lembaran hati ini. Hanya nadi kita yang mengenal, berdenyut akan landasan iman yang sama. Andai ada satu kesempatan, menggenggam tanganmu sejenak dan bercerita tentang kerisauan hatiku. Tentu ada bahagia yang tumbuh di sana.

Pertemuan jiwa-jiwa kita  hanya sebutir pasir dari pertemuan-pertemuan jiwa-jiwa lain di luar sana. Ada banyak kejadian, setiap detik ada yang bertemu dan ada yang berpisah. Lantas kenapa pertemuan denganmu membekas erat dalam tarian-tarian neuron di kepalaku? Padahal pertemuan kita hanyalah pertemuan dalam ruang bisu tanpa suara.

Hari ini angin dan hujan berkejar-kejaran dalam pandangan mataku. Akupun sentak merenung, membayangkan suatu nanti kita terpisah. Sedih. Membayangkan tak akan ada lagi yang rutin menyapaku lewat candaan-candaan khasmu. Ah, tanpa kusadari aku telah jatuh cinta padamu. Cinta yang bertumbuh kembang dalam ruang-ruang bisu.

Tanpa kata, aku tau,pertemuan kita adalah pertemuan dengan cinta yang tak akan pernah berakhir sia-sia.
Dan aku tak akan pernah berharap lebih, jika tak sempat mata kita bersitatap di dunia dimana matahari dan siang menjadi pemisah dua hal ini. Biar kita saling berpegangan tangan menuyusuri ilalang-ilalang tua yang hangat dalam jannahNya.







3 komentar: