Ibundaku, rindu ini membatik cinta untukmu di hatiku
Kau tau? kalaulah cinta itu berwujud, ia akan sepertimu Bu. Kalau ia bersuara, ia menjadi suaramu.
Tatapannya adalah tatapan yang selama ini kulihat, tatapanmu. Kau dengarkah hati yang menjerit ini Bu?
Senja dikala dahulu,
Lubuk sikaping menuju Depok, kau bilang padaku berbahaya.
Kuyakinkan dirimu, ini hanyalah masalah keraguan dan keyakinan.
Akan hal yang kau yakini dan kuragukan.
Seingatku, kau tatap mataku dengan air mata yang menggantung.
Bukan, itu bukan keegoisan. Itu cinta, cinta yang resah.
Kujumpai banyak bangunan, namun tak akan ada rumah tanpa dirimu.
Kutemui banyak keluarga Bu dan begitu banyak saudara.
Tapi aku selalu tahu, bahwa aku hanya punya satu Ibu.
Hanya dirimu.
Remuk redam hati ini Bu, saat ini tak kujumpai kau disisiku.
Kalaulah cinta ini mampu berkisah, hendak kuungkap padamu.
Betapa dalam trima kasih padamu,
Trima kasih Bu, atas perjuanganmu saat membawaku ke dunia.
Trima kasih atas kepercayaanmu saat melawan maut itu.
Jika cinta itu berwujud Bu,
ia akan seperti dirimu, persis.
Mungkin di antara kita tak ada kata-kata,
Tapi bukankah jiwamu dalam separuh jiwaku?
Buat apa kata Bu, jika hanya dalam diam cintamu begitu dalam.
amy paling suka tulisan yang ini :)
BalasHapus