Sabtu, 02 Juli 2011

Kemana Aku Harus Berlari Bu?

Kalau dulu disaat masih tinggal dalam rumah kita aku merasa sedih, aku cukup berlari ke pelukanmu dan akan mendapatkan rasa aman yang kuinginkan itu.
Lalu kini jika rasa sakit ini datang saat beribu-ribu meter jarak yang memisahkan kita, kemana aku harus berlari?
Taukah kau? Malam-malam disaat Hpku bergetar karena panggilanmu adalah malam-malam yang aku rindukan.
Cukup mendengar suaramu dimalam itu beban berbulan-bulan yang kutanggung hilang seketika.
Aku bahkan merasa mampu menaklukkan soal kalkulus serumit apapun.
Terkadang aku iri pada mereka yang selalu bisa menemui dianya tanpa ada halangan.
Membawa bekal makanan yang dimasak dari dapurnya sementara aku hanya berharap makanan dari warung sebelah cukup higienis untuk kesehatanku yang mulai menurun.
Kau tak salah, Ibu. Tidak sama sekali. Bahkan, sebelum aku melontarkan niat merantauku untuk pertama kalinya kau telah mengingatkanku.
Hanya saja jika rasa rindu ini begitu menggelora, katakan padaku kemana aku harus berlari?
Sementara hanya dinding sunyi yang menjadi temanku setiap waktunya.
Untukmu Ibu,
perempuan terbaik sepanjang hidupku.
Jika setiap sel yang mengandung DNAmu ini merindukanmu, katakan padaku kemana aku harus berlari?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar