Rabu, 27 Juli 2011

Poetry Hujan : Hujan dan Ibuku


Bu, coba lihat langit yang menggantung di ujung sana. Kau pasti bertanya-tanya mengapa. Mereka gelap Bu, hitam dan pekat. Bukankah itu tandanya tak akan lama lagi rumah kita akan diguyur hujan
Ah, sudahkah kuceritakan kepadamu Bu? AKu selalu suka hujan. Dimanapun aku berada dan kapanpun ia menyapa.
Saat hujan mengetuk lapisan bumi satu demi satu di awal hari, aku selalu membayangkan dirimu yang akhirnya menanggalkan jaketmu dan kembali mengunci motor kecil itu di dalam bagasi rumah. Berarti pulang sekolah kali ini aku akan menemuimu di rumah Bu. Hal teristimewa yang selalu kuminta di tiap sujud-sujud panjangku.

Kalau hujan membersamaiku di jalan-jalan juang ini, selalu kubayangkan dirimu. Yang akan marah saat menyambutku di ujung pintu dan memerintahkanku segera mandi. Namun, diam-diam menyusupkan teh bendera hangat kesukaanku ke dalam kamar. Aih apalagi saat hujan turun ketika aku bersamamu. Kulihat tatapan cemasmu pada uda yang belum jua kunjung pulang.
Kau juga akan mencemaskanku sama besarnya kan Bu?
Aku selalu merasa hangat saat hujan karenamu Bu.

Namun, hujan kemarin malam begitu berbeda Bu.
Aku bersama mereka, tapi aku merasa sendiri. Hujan itu Ia jatuhkan satu-satu tepat menikam ulu hatiku. 
Kau ingat Bu? Kau selalu bilang padaku, untuk menjadi tegar saat kata-kata menjatuhkanku.
Mereka selalu bilang aku sombong, seperti katamu, kubilang yes I am dan berlalu.
Ada yang bilang gampangan, kuucapkan terimakasih dan berlalu.
Bohong, kalau kubilang aku tak tersakiti oleh kata-kata mereka. Hanya saja selama aku masih menjadi anakmu yang kau banggakan. Selama kau masih memanggilku dengan panggilan sayang itu, tak akan kubiarkan luka ini muncul dari mataku.

Kujajal malam yang silau oleh cairan bening yang turun malam ini. Ini, entah perjalananku yang keberapa menuju asrama. Pindahan kali ini, aku sendiri Bu, ingin kuucap pilu kata-kata itu. Mereka ucap mereka keluarga, tapi bahkan kenyataannya sedikitpun tidak. Ah, entahlah Bu. Diantara langkahku yang sudah terseok-seok ini ingin sekali kuhampiri hangat nyaman tanganmu. Hanya di hujan kali ini Bu aku ingin benar-benar lebur dalam pelukmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar